Selasa, 05 Januari 2010

Perkembangan teknologi komunikasi dan penyiaran Islam

1. Kebutuhan – kebutuhan cendikiawan muslim akan informasi

cendikiawan muslim menjangkau sangat sedikit informasi nasional dan internasional namun pada dua decade ini kebutuhan informasi trelah meningkat. Penerbitan buku – buku dan artikel – artikel tentang Islam dan dunia telah meningkat.
Secara tradidional cendikiawan muslim hanya memiliki satu sumber informasi yang utama dan ada dimana – mana yaitu indeks Islami yang merupakan katalog artikel – artikel tentang masalah – masalah keislaman dalam berkala – kala. Penerbitan indeks islami ini pertama kali muncul sebagai bibliografi kumulatif (1958) yang meliputi periode 1906-1955. kemudian bibliografi muncul dalam suplemen – suplemen, sejak 1977 telah diterbitkan sebagai kwartalan.
Upaya barat untuk menempatkan literature tentang islam dan pandangan dunianya dibawah kontrol bibliografis yang memadai memiliki sejarah. 1799 Christian F. Schnurer menerbitkan Bibliotheca Arabica : Actum Nunc Atque Integram. Edisi keduanya berbahasa arab yang di edit, di terjemahkan dan di terbitkan di Eropa selama 1505-1810. disusul victor Chuvin yang di jilid sebanyak 12. 1887, OrientalisChe bibliografie mulai melakukan liputan berulang atas literature keislaman dan berhenti di terbitkan pada 1911.
Sebagian besar ala bibliografis ihtisar dan indeks digunakan oleh para cendikiawan dan jurnalis muslim.
Dalam bidang – bidang yang lebih tradidional seperti studi tentang al –qur’an dan hadits ala bibliografis yang menyajikan perspektif muslim secara perlahan muncul. Lembaga – lembaga muslim kini mulai menerbitkan biblliografi dalam bidang yang berkaitan dengan studi keislaman. Pusat dokumentasi dan informasi islam universitas Karachi menerbitkan sseluruh seri bibliografi seperti topik tentang literature yang berisi al – qur’an dalam bahasa inggris. Karya ekstentif yang dihasilkan di dunia muslaim sedang dilaksanakan di Universitas King Abdul Aziz di Jedah, Arab Saudi.
Semua ini menunjukan kesadaran muslim akan pentingya informasi sementara, karena adanya desakan dan tumbuhnya kesadaran akan prasangka komunikasi juga sangat meningkat dan mereka juga mulai mengambil bagian aktif dalam mengontrol out fut mereka sendiri secara bibliografis.
- Memperkenalkan Komunikasi Dan Teknologi Ke Dunia Islam
negara – negara muslim perlu mengembangkan dan mempromosikan sumber – sumber tradisional seperti jurnal – jurnal ilmiah yang dirancang secara spesipik untuk menyatukan dan memajukan pertukaran gagasan antara para ilmuan dan intelektual. Para ilmuan muslim mengalmai kesulitan untuk menerbitkan karya jurnal mereka dikarenakan:
1. sedikit sekali jurnal ilmiah yang berada diluar wilayah kekuasaan negara muslim.
2. jurnal yang meliput sejumlah disiplin ilmiah, tidak relevan dan juga tidak layak muat.
3. jurnal sebagian besar dipublikasikan membutuhkan pembayaran yang mata uangnya stabil.
Dunia muslim perlu menerbitkan jurnal untuk keperluan local maupun komunitas ilmiah di dunia muslim.

Tanggung jawab para ilmuwan muslilm
Dengan asanya masa – masa sulit yang kita hadapi dewasa ini, yang sejumlah besar problem yang dihadapi kaum muslimin khususnya kelembaman social dan intelektual masyarakat muslim sendiri. Disamping itu juga gangguan perkembangan teknologi barat terhadap masyarakat dan budaya muslim.
Tak perlu dikatakan bahwa pustakawan – pustakawan serta ilmuwan – ilmuwan informasi muslim harus memainkan peranan yang menentukan dalam pembangunan suatu infrastuktur informasi dan semua agen informasi baik, baik dengan system terpusat maupun menyebar. Akan tetapi terlepas dari itu, para ilmuwan informasi dan pustakawan secara unik mampu memenuhi kebutuhan umat yang penting.
Sebagai ilmuawan informasi muslim harus bertindak seperti Janus, dewa penjaga pintu Romawi. Seorang ilmuawan informasi muslim ia harus memiliki dua wajah,
1. Yang pertama harus kritis sumber – sumber informasi, terutama sumber – sumber informasi yang kebanyakan yang berada dalam batasan – batasan peradaban Barat.
2. Siap untuk menghadapi para pemakai informasi, yaitu yang khusus merupakan bagian dari peradaban muslim.
Seperti Janus di tangan kanannya memegang tongkat untuk mengusir penyelundup atau pengacau yang tidak diinginkan, para ilmuwan informasi muslim harus kritis di dalam menyaring informasi – informasi serta membung hal – hal yang tidak releven.
San ditangan kiri Janus memegang kunci untuk membuka pintu sumber ilmu pengetahuan. Seperti itulah seharudnya seorang ilmuawan informasi muslim pada era dewasa ini.
Para ilmuawan informasi muslim harus memiliki keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk mengenali sumber – sumber pengetahuan dan informasi yang paling penting dan releven untuk menyelamatkan waktu dan sumber – sumber berharga para mahasiswa, intelektial, dan pemikir.
Pada hakikatnya peranan ilmuawan infomasi muslim terkait erat dengan perananya sebagai pemasok gagasan. Disini unit – unit untuk membentuk peradaban adalah individu – individu dan masyarakat – masyarakat muslim harus dimulai dengan memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat : individu – individu dan masyarakat – masyarakat yang sehat, yaitu individu – individu dan masyarakat – masyarakat memiliki fisik dan mental yang sehat, pada akhirnya akan melahirkan peradaban peradaban yang sehat dan iintelektualnya berkembang. Alat – alat komunikasi yang memejukan individu – individu dan masyarakat yang dan menopang perkembangan intelektual mereka.
Kata kata yang tercetak adalah kata – kata yang terkandung di dalam buku dan jurnal – jurnal yang memungkinkan pikiran berkomunikasi secara mendalam dengan pikiran – pikiran yang mengabaikan ruang dan waktu.


- Tantangan dan peluang teknologi komunikasi dan informasi
ziaudin Sardar menyatakan bahwa revolusi informasi dengan sendirinya akan melahirkan masyarakat yang lebih demokratis, lebih makmur, merata dan lebih manusiawi dia tidak menyatakan bahwa peradaban elektronik lebih tinggi daripada peradaban industrial. Dengan demikan Sardar melihat bahwa teknologi komunikasi informasi tidak selalu membawa rahmat yang bermanfaat bagi negeri muslim, tetapi bias juga membawa kehancuran budaya karena abad informasi menurut Sardar bias berubah menjadi abad kolonialisme.
Asal muassal pernyataan Sardar diatas karena dia berpandangan informasi di muntahkan oleh teknologi informasi yang tidak netral bahkan dengan cepat menjadi komoditi primer dan sumber kekuasaan. Hal ini menyebabkan kebergantungan negara berkembang yang mayoritas penduduknya kepada negara maju yang non muslim.
Teknologi informasi bisa menjadi ranjau yang bias menghancurkan budaya umat. Sardar juga mengungkapkan bahwa otomatisisasi pabrik dan kantor melalui komputerisasi akan menimbulkan pengangguran besar – besaran dengan kata lain teknologi informasi menjadi otonom dan totaliter. Komputer juga bias melanggar nilai nilai islam.
Jadi kesimpulannya teknologi informasi dan komunikasi hanya bias mengancam umat dan juga mengancam islam itu sendiri.
Beberapa tantangan yang dapat di identifikasikan pada era globalisasi dan informasi bagi perkembangan dan pembanguna komuniksi islam di masa depan sebagai berikut:
1. Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif dalam penyebaran isu.
2. Dalam banyak aspek keperkasaan barat dalam dominasi dan imperalisme informasi pada era ini menimbulkan sekularisme, kapitalisme, pragmatisme, dan lain sebagainya. Ini menjadi tantangan tersendiri dalam konsep komunikasi islam di masa depan untuk menimalisirkan informasi dan omuniksi yang bertentangan dengan nilai-nilai islam.
3. Ekspos terhadap permasalahan seksualitas, peperangan dan juga tindakan kriminal lainya akan mendatangkan efek yang berbanding terbalik degan tujuan komunikasi dan informasi itu sendiri.
Lemah sumberdaya modal maupun kualitas negara – negara muslim memaksa masyarakat muslim menginpor teknologi komunikasi dan informasi dunia barat.
Peluang Komuikasi Islam di Masa depan
1. Dalam persektif islam,perlu di sadari bahwa informasi mempunyai arti hanya bila ia berada dalam pengetahan masyarakat hanya bila komponenya selaras dengan aspek – aspek mutlak kultural, subtitisional, subyektif suatu masyarakat, barulah suatu informasi dapat memberikan nilai yang positif bagi masyarakat itu sendiri.
2. Adanya perubahan era industri menuju ke era informasi yang menyangkut orientasi masyarakat yang mejurus kepada maslah ekonomi, dalam bidang informasi dan komunikasi ini akan mendaatangkan kesempatan kerja bagi masyarakat muslim.
3. Pada komunikasi islam dapat dikembangkan dengan memperhatikan tujuh konsep islam yang berkaitan langsung dengan penciptaan dan penyebaran informasi, tauhid, ilmu,hikmah, ijma, adil, syura, istislah dan ummah
4. Peluang eksistensi komunikasi islam paaada masa depan berangkat dari historis impirikal.



Hubungan PTK dengan penyiaran islam
Hubungan PTK dengan penyiaran islam sekarang ini terwujud seperti di dalam :
- khithobah atau rethorika yang tak lepas dari pemanfaatan teknologi media seperti pengeras suara yang berfungsi untuk memaksimalkan kerasnya suara agar dapat di dengar dari jarak jauh.
- penulisan tajuk rencana dan feature dakwah yang tidak lepas pula dari mesin cetak dan komputer.
- peliputan dan penulisan berita dakwah yang memanfaatan kamera, perekam audio dan kemudian ada proses editing sampai kepada publikasi yang semuanya itu tidak lepas dari peranan teknologi yang digunakan.
- Produksi siaran radio atau televisi yang sekarang banyak kita jumpai acara-acara yang bernuansa dakwah baik di TVRI maupun di televisi swasta lainnya.
Strategi penyiaran islam dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi.
lima tahun lagi kita akan memasuki milenium ke tiga, memperhatikan gejala – gejala yang timbul saat ini masa itu akan di penuhi dengan suatu tata kehidupan industri dan informasi. Di indonesia sendiri teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat selama 5 tahun ini. Namun indonesia sangat memerlukan perkembangan pembaharuan fungsional yaitu suatu usaha untuk mengarahkan kepada kebutuhan mendesak masyarakat dewasa ini yaitu dengan mengatur gerak operasional informasi dan komunikasi dalam teknologi . oleh karena masyrakat indonesia sangat beragam usaha dakwah tentu pula beragam. Ada cara tersendiri untuk setiap kelompok sosial seperti masyarakat kota dan masyarakat pedesaan, masyarakat kelas atas dan masyrakat kelas bawah, kaum intelketual dan orang awam, generasi muda dan keluarga, kaum duafa dan mualaf, non muslim dan masyarakat khusus.

Sebagai ajaran konfrehensif islam mencakup semua sektor kehidupan, karena itu dakwah melalui semua sektor kehidupan tak ada sektor pun dalam kehidupan ini yang tidak perlu memperoleh dakwah, berbagai macam cara yang sah dan halal telah di tempuh.

Contoh pengalaman persyarikatan muhamadiyah, telah berupaya semaksimal mungkin dengan mendayagunakan seluruh majelis dan bagian yang ada untuk di fungsikan sebagai kepanjangan tangan persyarikatan muhamadiyah dalam mengembangkan dakwah islam amar ma’ruh nahi mungkar. Lembaga tobiroh sengaja dibentuk untuk lebih mengefektifkan operasi tugas dakwah. Majelis, bagian dan lembaga ini secara struktural dan fungsional melakukan berbagai kegiatan dakwah antara lain:
1. meningkatkan penyiaran islam, baik kuantitas maupun kualitas melalui saluran dan media (media massa cetak dan elektronik) kepada berbagai lingkungan sosial masyrakat seperti melalui penyiaran langusng melalui surat kabar, majalah, jurnal, buku radio dan televisi. Pemanfaatan program televisi yaitu dengan cara ceramah atau pengajian, pragmen atau drama dsb.
2. peningkatan penyiaran islam secara khusus ditempat-tempat keramaian seperi di pasar-pasar, pusat-pusat pebelanjaan, stasiun, airport, tempat-tempat rekreasi, sekolah, kampus, dan tempat kegiatan masa lain.
3. peningkatan penyiaran islam di daerah pedesaan dan di daerah suku-suku terasing sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan tantangan oleh masyarakatnya.
4. peningkatan funsi masjid dan sarana – sarana dakwah lainnya sebagai pusat kegiatan penyiaran islam secara terprogram dan terkoordinasi.
5. peningkatan pembinaan mubaligh atau da’i yang memiliki semangat integritas dan wawasan pemikiran dalam melaksanakan dakwah islam.
6. pemanfaatan komputer untuk jaringan dakwah bagi seluruh pimpinan daerah muhamadiyah se indonesia
7. pengembangan pusat pelayanan dakwah di perguruan-perguruan tinggi muhamadiyah di indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar