Minggu, 29 November 2009

keMajuan eLektRonik unTuk keButuHan kOmunikaSi ( TeLevisi )

A. sejarah televisi Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith (teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar. Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Pada tahun 1897,Karl Ferdinand Braun menciptakan CRT dengan layar yang dapat berpendar jika terkena sinar. 1900, Sejarah penggunaan nama televisi malah baru pertama kali ditemukan pada tahun ini. Adalah Constatin Perskyl yang menyebutkan tele (jauh) dan tampak (vision). yang jika digabung menjadi television. Pada tahun 1907, Dua orang bernama Boris Rosing dan Campbell Swinton melakukan percobaan terpisah yang menggunakan sinar katoda untuk dapat mengirim gambar. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird (1888-1946) dan Charles Francis Jenkins (1867- 1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin (1889-1982) dan Philo T. Farnsworth (1906-1971) berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv mekanik dan menggantinya dengan tv elektronik. Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff (1891-1971), Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir. Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana. TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru. Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu Negara dengan Negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan signal televisi. Inilah yang disebut sebagai globalisasi di bidang informasi. B. Perkembangan televisi Seperti yang telah dikemukakan dibagian terdahulu, cirri utama dari perkembangan teknologi komunikasi adalah terjadinya perkawinan antara beberapa jenis media dan teknologi yang kemudian menghasilkan bentuk-bentuk baru yang memiliki kemampuan berlipat ganda jika disbanding dengan apa yang telah ada sebelumnya. Bergabungnya tv dengan saluran data, computer, alrm, dan teknologi telekomunikasi telah menciptakan aneka pelayanan komunikasi yang lengkap dan unik, bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. • Televisi kabel Pada masa sekarang televise kabel (cable tv) merupakan suatu sistem penyiaran televise melalui kabel. Jadi siarannya tidak dipancarkan keudara, seperti tv biasa melainkan langsung dihubungkan ke rumah-rumah pelanggan melalui saluran kabel. Awalnya ide tv kabel yang asli bermula pada tahun 1948 sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh Robert J. Tarlton, seorang penjual radio di Lansfor, Pennysylvania (Amerika Serikat). Tarlton kemudian merancang suatu upaya bisnis. Ia mendirikan antenna tinggi di pegunungan yang berdekatan, dimana penerimaan siaran tv cukup bagus, lalu dari situ disambungkan dengan kabel koaksial kerumah-rumah penduduk di desa sekitar yang bersedia membayar sedikit iuran untuk jasa tersebut. Tahun 50an dan 60an system tv kabel dalam arti yang asli ini menyebar secara mantap ketempat-tempat lain yang juga ingin menikmati siaran tv dengan kualitas penerimaan yang lebih baik. Pada tahun 70an tv kabel yang semula dimaksudkan sekedar untuk meningkatkan kualitas penerimaan siaran dari stasiun yang ada, berkembang menjadi konsep disamping meneruskan siaran dari stasiun tersebut juga menyiarkan acara sendiri melalui kabel. Hal yang istimewa dalam perkembangannya kemudian pada tahun 70an sistem tv kabel di disain untuk mampu berfungsi dua arah yaitu bukan hanya menyampaikan siaran dari stasiun kerumah-rumah, tetapi juga dapat menerima respon dari rumah para pelanggan. Perkembangan tv kabel agak sedikit terhambat oleh peraturan Federal Communication Commision (FCC) dan lobbying dari pihak jaringan (Network) tv utama (ABC, NBC, dan CBS) yang takut munculnya saingan bagi mereka . awal penyebaran tv kabel di AS adalah di daerah pedesaan, dimana penerimaan tv jelek kondisinya. Dalam perkembangannya kemudian dapat kita lihat adanya tv berlangganan, tv bayar, teleteks, videoteks. Munculnya perkembangan baru ini menambah semarak budaya pertelevisian. • TV berlangganan Tv berlangganan dikenal dengna STV ( Subscription Television) pada pokoknya merupakan televise yang ditonton dengan membayar sejumlah uang langganan. Siaran tv ini dipancarkan keudara oleh stasiun local yang menawarkan pelayanan berlangganan. Jadi pendapatn STV bersumber dari uang langganan. Acara siaran STV mirip dengan pada TV kabel flm baru. Hiburan khusus dan peristiwa olah raga dengan bayaran bulanan kurang lebih sama. Perbedaan yang utama adalah bahwa tv kabel menyajikan acara sejak berita hingga saluran keagamaan. Sedangkan STV hanya menyuguhkan film acara tipikal STV yang lain. Tetapi dibalik itu STV biasanya berkembang lebih cepat di kota-kota besar (karena ditempat seperti itu memerlukan waktu yang lama untuk membangun jaringan saluran tv kabel). Perusahaan tv kabel memerlukan beberapa tahun untuk menghubungkan kabel dari rumah kerumah pada sebuah kota, sedangkan stasiun STV dapat mendaftar pelanggannya secara si pelanggan pemasang alat decoding di rumahnya. Seiring dengan reformasi teknologi yang terus bergulir dan merambah banyak aspek kehidupan global, Indonesia pun tak lepas dari imbas dan gejolak teknologi tersebut. TV berbayar ini menawarkan sistem PPV (Pay per View) yang ditawarkan melalui kabel atau DBS. Dengan sistem PPV ini, pelanggan harus menunggu sampai progam siaran yang mereka inginkan diudarakan baik oleh kabel maupun DBS. Salah satu penyedia layanan televisi berlangganan Indonesia, Indovision mengklaim dirinya sebagai perusahaan televisi berlangganan pertama yang mengaplikasikan sistem DBS dengan menggunakan satelit Palapa C-2 sejak pertama berdiri pada bulan Agustus 1988. Sembilan tahun kemudian (1997), Indovision meluncurkan satelit barunya yakni IndoStar 1 atau yang lebih dikenal dengan satelit Cakrawarta 1 yang digunakan sampai sekarang. • TV bayar (pay tv) Istilah tv dengan membayar dimaksudkan sebagai pelayanan tambahan yang dapat diperoleh para pelanggan tv kabel untuk dapat menikmati sejumlah acara siaran yang tidak disiarkan lewat udara (off air). Dengan membayar uang tambahan pelanggan tv kabel dapat menikmati pelayanan program yang lebih banyak. Bayaran tambahan tersebut bisa berdasarkan persaluran atau pemprogram, tergantung pada kemauan si pelanggan. Pelayanan tv bayar ini dimulai pada tahun 1972 oleh perusahaan Home Box Office (HBO) sedangkan tv bayar pada program bermula pada tahun 1973 di Colombus, ohio oleh perusahaan telesinema yang membebankan bayaran sebesar $2.50 perfilman di tonton. • Teleteks dan videoteks Teleteks adalah sistem penyampaian informasi satu arah yang sistem pemancarannya dengan memanfaatkan garis televisi yang tidak dimanfaatkan dalam pengiriman sinyal gambar dan sinyal suara. Sinyal-sinyal teleteks ini ditumpangkan pada sinyal gambar televisi dalam bentuk digital, memproses informasi tersebut dan menampilkannya secara grafis di atas layar, berita, ramalan cuaca, dan informasi olah raga , harga saham, tinjauan acara, dan teks keterangan adegan untuk orang-orang yang sulit mendengar adalah contoh-contoh dari banyak layanan yang bisa disediakan melalui teleteks. Videoteks adalah pelayanan informasi interaktif dari komputer pusat yang memungkinkan individu untuk meminta kerangka informasi dari komputer pusat melalui telepon atau kabel, untuk ditampilkan ada layar tampilan video (umumya televisi rumah). Teleteks dan videoteks merupakan pelayanan informasi dalam bentuk tulisan alphanumeric dan graphic melalui layar tv. Hal yang menjadi pelayanan informasi semacam ini biasanya adalah berita, informasi tentang kejadian actual (current affairs) serta mengenai hal-hal yang menjadi kebutuhan sehari-hari, seperti cuaca, jadwal kereta api, pesawat terbang, bus, pertunjukan bioskop dan theater, nilai tukar uang (foreign currency). Sebagai contoh penggunaan teleteks dapat memunculkan di layar tvnya jadwal teater di hari yang bersangkutan, untuk mengetahui pertunjukan mana yang tiketnya masih tersedia, tetapi tidak melakukan pemesanan tiket melalui layar tv tersebut. Sedangkan pemakaian video teks bukan hanya mengetahui jadwal dan ketersediaan tiket, tetapi juga dapat meminta ulasan (review) tentang pertunjukan yang diinginkannya lalu jika tertarik sekalian memesan tempat untuk menonton pertunjukan yang dimaksud. Videotext merupakan nama generic untuk dua macam teknologi yang mengatur perubahan fungsi pesawat tv. Pertama adalah dimana pesawat tv dihubungkan melalui saluran telepon atau dua arah (jadi bersifat interaktif) dan disebut videotext dengan akhiran T diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi videoteks. Video teks dikembangkan oleh Sam Fedida dan para peneliti di British Teleccomunication research laboratories pada tahun 1971 dan pertama kali di uji coba pada tahun 1976. pada saat itu motivasi mengembangkan videoteks dan teleteks ketika itu memang berbaur antara ingin menolong warga masyarakat yang tuna netra dengan memberi tulisan-tulisan di layar tv. Meningkatkan penggunaan telepon dan kebutuhan pelayanan informasi yang interaktif seperti pemesanan tempat di hotel, ketersediaan kamar dan sebagainya. Dari sini kemudian suatu rentangan aplikasi videoteks yang lebih luas untuk keperluan rumah tangga dan kantor bermula dan terus dikembangkan. Pertumbuhan videoteks pada tahun 80an dimulai dengan 4 bentuk yang satu sama lainnya tidak cocok (incompatible) masing-masing dikembangkan di Negara yang berbeda dengan dana yang cukup besar dari pemerintah. • Telekonfrensi Telekomunikasi melalui tv diwujudkan dengan menggunakan jaringan institusional untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkonferensi. Setiap lokasi mesti mempunyai setidak-tidaknya peralatan studio yang minimal dan sebuah modulator. Dengan sistem ini para peserta konferensi yang berjumlah besar dan ada kamera lebih dari satu pada setiap lokasi, satu yang dominan secara otomatis di switch ke kamera yang mengcover microphone yang menangkap suara yang dimaksud. • Tv digital Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer. Perangkat penerima yang akan mendukung uji coba siaran digital di Indonesia adalah Polytron dengan produk TV digital dan kotak konverter. Polytron akan mengeluarkan TV digital berukuran 21 inchi dan 29 inchi dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat. Tahun 2006, beberapa pelaku bisnis pertelevisian Indonesia melakukan uji coba siaran televisi digital. PT Super Save Elektronik melakukan uji coba siaran digital bulan April-Mei 2006 di saluran 27 UHF dengan format DMB-T (Cina) sementara TVRI/RCTI melakukan uji coba siaran digital bulan Juli-Oktober 2006 di saluran 34 UHF dengan format DVB-T. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:07/P/M.KOMINFO/3/2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk Televisi Tidak Bergerak di Indonesia menetapkan DVB-T ditetapkan sebagai standar penyiaran televisi digital teresterial tidak bergerak. Stasiun-stasiun televisi swasta memanfaatkan teknologi digital pada sistem penyiaran terutama pada sistem perangkat studio untuk memproduksi, mengedit, merekam, dan menyimpan program. Sementara itu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah besar, dimana menggunakan lebih dari satu kanal transmisi. Penyelenggara berperan sebagai operator jaringan dengan mentransmisikan program stasiun televisi lain secara terestrial menjadi satu paket layanan. Pengiriman sinyal gambar, suara, dan data oleh penyelenggara televisi digital memakai sistem transmisi digital dengan satelit atau yang biasa disebut sebagai siaran TV berlangganan. TVRI telah melakukan peluncuran siaran televisi digital pertama kali di Indonesia pada 13 Agustus 2008. Pelaksanaan dalam skala yang lebih luas dan melibatkan televisi swasta dapat dilakukan di bulan Maret 2009 dan dipancarkan dari salah satu menara pemancar televisi di Joglo, Jakarta Barat. Sistem penyiaran digital di Indonesia mengadopsi sistem penyiaran video digital standar internasional (DVB) yang dikompresi memakai MPEG-2 dan dipancarkan secara terestrial (DVB-T) pada kanal UHF (di Jakarta di kanal 40, 42, 44 dan 46 UHF) serta berkonsep gratis untuk mengudara. Penerimaan sinyal digital mengharuskan pengguna di rumah untuk menambah kotak konverter hingga pada nantinya berlangsung produksi massal TV digital yang bisa menangkap siaran DVB-T tanpa perlu tambahan kotak konverter. DAFTAR PUSTAKA – Straubhaar Joseph dan Larore Robert. Communications Media in Information Age, 2000, wadsworth, united kingdom united states. – http://misteridigital.Wordress.com/2007/09/24/sejarah-televisi – Nasution Zulkarimein. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta:Penerbit Usaha Terbuka.
About this entry

You’re currently reading “keMajuan eLektRonik unTuk keButuHan kOmunikaSi ( TeLevisi ),” an entry on faraa sinagaa Blog

Published:
21 November 2009 / 3:22 am

Category:
Uncategorized

Tags:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar